penerapan teknologi pengendalian dalam kehidupan sehari hari
Penerapan Teknologi Pengendali Dalam Kehidupan Sehari-Hari Berbasis
Digital Pengertian Sistem Digital: Sistem digital merupakan sinyal data
dalam bentuk pulsa. Yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan
mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya mempunyai dua keadaan,
yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi
transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman
data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal
diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disbeut dengan bit.
Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa
0 atau 1 Jam tersebut menunjukkan waktu secara diskrit (ada loncatan
posisi waktu yaitu tiap satu detik). Berikut ini saya berikan beberapa
contoh penerapan teknologi pengendali dalam kehidupan sehari-hari
berbasis digital. Komputer digital Komputer digital adalah mesin
komputer yang diciptakan untuk mengolah data yang bersifat kuantitatif
dalam bentuk angka, huruf, tanda baca dan lain-lain. Yang pemrosesnya
dilaksanakan berdasarkan teknologi yang mengubah sinyal menjadi
kombinasi bilangan 0 dan 1. Merupakan hasil teknologi yang mengubah
sinyal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (disebut juga dengan
biner)untuk proses informasi yang mudah, cepat dan akurat. Sinyal
tersebut disebut sebuah bit. Sinyal digital ini memiliki berbagai
keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog,
yaitu: 1. Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang
dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi. 2.
Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak memengaruhi
kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri, 3. Informasi dapat dengan
mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk, 4. Dapat
memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya
secara interaktif. Komputer mengolah data yang ada adalah secara
digital, melalui sinyal listrik yang diterimanya atau dikirimkannya.
Pada prinsipnya, komputer hanya mengenal dua arus, yaitu on atau off,
atau istilah dalam angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0
(nol). Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat
komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan huruf, gambar,
suara, bahkan film-film menarik yang anda tonton dalam format digital.
Credit: id.wikipedia.org/wiki/Komputer_digital SISTEM PENGENDALI
TERDISTRIBUSI DI PT PETROKIMIA GRESIK Oleh : Aris Nasuha dan Nurkhamid
Abstrak Sistem pengendali terdistribusi diterapkan di PT Petrokimia
Gresik untuk mendapatkan kinerja yang handal dalam mengendalikan
berbagai proses yang kompleks. Sistem ini, secara historis, mampu
mengatasi kelemahan sistem pengendali pendahulunya, yakni sistem
pengendali dengan arsitektur komputer terpusat (centralized computer
architecture) dan sistem campuran (hybrid system architecture). Di PT
Petrokimia Gresik, sistem pengendali terdistribusi buatan
Yamatake-Honeywell, yakni model TDC 3000 LCN System, dipakai di pabrik
Amoniak dan Urea. Sistem ini memberikan kemudahan pengoperasian dan
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap keamanan operasional, baik bagi
operator, pengawas, maupun perekayasa. Pendahuluan PT Petrokimia Gresik
(Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bernaung di bawah Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Perusahaan
yang diresmikan oleh Presiden RI pada tanggal 10 Juli 1972 ini
memproduksi pupuk nitrogen (pupuk ZA dan urea) serta pupuk fosfat (TSP /
SP 36) sebagai produk utama. Produk samping yang dihasilkan pula oleh
perusahaan ini adalah bahan-bahan kimia seperti asam sulfat, asam
fosfat, aluminium florida, amoniak, nitrogen gas dan cair, oksigen gas
dan cair, karbon dioksida gas dan cair, serta es kering (dry ice). Dalam
menghasilkan produk-produk di atas, kondisi proses yang ada sangat
kompleks, seperti: 1. Media yang ada berupa padat, cair dan gas. Media
padat misalnya belerang dan kapur. Media cair misalnya amoniak, dan asam
sulfat. Media gas misalnya nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida. 2.
Jangkauan suhu dan tekanan yang cukup lebar. Suhu berkisar dari suhu
ruang sampai dengan 1200oC, tekanan bervariasi dari 100 torr sampai
dengan 200 kg/cm2 . 3. Kondisi lingkungan beragam. Ada yang eksplosif
seperti H2 , ada pula yang korosif antara lain H2 SO4. Ada juga yang
beracun seperti arsen, gas HF dan sebagainya. 4. Jumlah peralatan yang
besar, diperkirakan sekitar 15.000 buah, meliputi motor, reaktor,
kompresor, boiler dan masih banyak lainnya. 5. Jumlah untai pengendalian
juga sangat banyak, kurang lebih 3000 buah. Dari kondisi-kondisi
seperti tersebut di atas, maka tidaklah berlebihan bila diperlukan suatu
sistem pengendalian yang handal, sehingga mempermudah dalam
meng-operasikan dan memeliharanya, serta menghasilkan produk yang
bermutu tinggi. Dalam hal ini PT Petrokimia Gresik (Persero) menggunakan
suatu Sistem Pengendali Terdistribusi (Distributed Control System =
DCS) buatan Yamatake-Honeywell, yaitu TDC 3000 LCN System. Tulisan ini
menjelaskan tentang sistem pengendali terdistribusi dan lebih khusus
tentang TDC 3000 LCN System. Juga menjelaskan tentang penerapan sistem
tersebut pada pabrik yang ada di PT Petrokimia Gresik (Persero) yaitu di
pabrik Amoniak dan pabrik Urea. Sistem Pengendali Terdistribusi Sistem
pengendali terdistribusi adalah suatu jaringan sistem pengendali dimana
pengendali dari tiap-tiap proses diletakkan di dekat unit-unit proses
yang tersebar pada area yang luas, tetapi di antara masing-masing
pengendali tersebut ada suatu pola komunikasi tertentu sehingga
dimungkinkan terjadinya pemakaian data-data yang sama oleh lebih dari
satu peralatan. Arsitektur sistem ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Sistem pengendali terdistribusi merupakan suatu sistem pengendali
digital, yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem
pengendali analog. Menurut Ogata (1985), keunggulan sistem pengendali
digital bila dibanding dengan sistem pengendali analog setidaknya ada
dua hal, yaitu: 1. Sistem pengendali digital mampu me-lakukan
perhitungan-perhitungan yang kompleks dengan ketelitian yang tetap, pada
kecepatan tinggi. 2. Sistem pengendali digital mempunyai fungsi yang
sangat serbaguna. Pemberian program yang baru pada sistem ini akan
benar-benar mengubah operasi yang dilakukannya. Sistem pengendali
terdistribusi me-rupakan semacam penggabungan antara sistem pengendali
peranti diskrit dengan sistem pengendali berbasis komputer. Lukas (1986)
menggambarkan penggabungan itu dalam suatu diagram evolusi teknologi
pengendali industri (lihat Gambar 2). Konsep tentang sistem pengendali
terdistribusi mulai muncul pada pertengahan tahun 1960-an. Konsep ini
muncul dalam rangka mengurangi kelemahan sistem pengendali berbasis
komputer yang telah lebih dahulu populer, yaitu sistem pengendali dengan
arsitektur sistem komputer pusat (central computer system architecture)
dan arsitektur sistem campuran (hybrid system architecture). Arsitektur
tentang kedua sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Kelemahan arsitektur sistem komputer pusat adalah bahwa kegagalan pada
salah satu bagian saja, akan menghentikan seluruh proses. Penyelesaian
untuk masalah ini sebetulnya sudah ada hanya saja terlalu mahal, yaitu
dipasangnya sistem pengendali analog cadangan atau komputer cadangan.
Kelemahan lainnya adalah adanya kesulitan untuk mengadakan perubahan
atau penambahan pada sistem pengendali tersebut. Arsitektur sistem
campuran juga memiliki kelemahan, yaitu bila peranti-peranti yang
terpasang pada sistem terdiri dari berbagai jenis dan berbagai
karakteristik. Menjadikan berbagai jenis peranti tersebut untuk bekerja
sebagai satu kesatuan, adalah suatu pekerjaan yang tidak sederhana.
Meskipun konsep tentang sistem pengendali terdistribusi sudah muncul
sejak pertengahan tahun 1960-an, tetapi penerapannya terlambat karena
teknologi yang mendukungnya belum tersedia pada saat itu. Baru di tahun
1970-an, ketika perangkat keras maupun perangkat lunak pendukung sudah
berkembang dan relatif murah, penerapan konsep ini dimulai. Tahun 1977,
Honeywell mengenalkan TDC 2000, sebuah sistem pengendali terdistribusi
dengan cadangan yang pertama (Storthman, 1995). TDC 3000 LCN System TDC
3000 LCN System (Total Distributed Control 3000 Local Control Network)
adalah suatu sistem pengendali terdistribusi buatan Yamatake-Honeywell
yang merupakan pengembangan dari TDC 3000 Basic atau yang sebelumnya
dikenal dengan nama TDC 2000. Bentuk pengembangan yang tampak adalah
telah ditambahkannya suatu Jaringan Kendali Lokal (Local Control
Network), serta ditingkatkannya sistem cadangan (back-up) pada
pengendali-pengendalinya (Nugroho, 1996). Sebagaimana sistem berbasis
komputer lainnya, TDC 3000 LCN System terdiri dari dua konfigurasi
dasar, yakni perangkat keras dan perangkat lunak. Arsitektur perangkat
keras TDC 3000 LCN System terdiri dari atas 2 (dua) bagian utama, yaitu
Jaringan Kendali Lokal (Local Control Network) dan Jalur Data (Data
Hiway). Keduanya berupa 2 buah kabel koaksial, salah satu sebagai
cadangan (back-up). Sementara itu, perangkat lunak pada sistem ini,
berdasarkan penggunanya, dibagi menjadi 3 (tiga) tingkat, yaitu untuk
operator proses, untuk teknisi pemeliharaan dan untuk perekayasaan
(engineering). Jaringan Kendali Lokal (JKL) me-rupakan sarana komunikasi
antara modul yang satu dengan modul lain yang ada di ruang kendali. JKL
menggunakan pola komunikasi serial berkecepatan tinggi berdasarkan
standar IEEE 802, yaitu dengan suatu protokol token-passing, sekaligus
dengan beberapa tingkat pengecekan kesalahan. JKL ini beroperasi pada
kecepatan 5 mega bit per detik (Anonim, 1991). Panjang maksimum JKL bila
menggunakan kabel koaksial adalah 1000 kaki (sekitar 300 meter), dan
dapat diperpanjang sampai 15000 kaki (sekitar 5000 meter) dengan
menggunakan kabel serat optik (Maczka, 1993). Sementara itu, Jalur Data
merupakan sarana komunikasi antara Jaringan Kendali Lokal dengan
instrumen-instrumen yang ada di lapangan, baik sebagai masukan atau pun
keluaran pada suatu pengendalian proses. Jalur Data adalah suatu sarana
komunikasi dengan pola serial, serta mempunyai sebuah kabel cadangan
(back-up). Kecepatan transmisi alat ini adalah 250 kilobit per detik.
Sebuah Data Hiway dapat dibentangkan sepanjang 20 ribu kaki (feet) atau
sekitar 6700 meter, dan dapat dihubungkan dengan 28 peranti. Bahkan
dengan penambahan Pengarah Lalulintas Jalur (Hiway Traffic Director),
peranti terpasang dapat mencapai 63 buah. Salah satu komponen yang tidak
dapat diabaikan demi berjalannya TDC 3000 adalah perangkat lunak.
Dengan adanya 3 macam pengguna, maka perangkat lunak dalam TDC 3000 ini
dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yakni: 1. Operator Proses Program ini
berisi semua fungsi yang diperlukan oleh seorang operator untuk
mengendalikan proses secara keseluruhan. 2. Teknisi Pemeliharaan
Perangkat lunak ini berisi semua fungsi yang diperlukan oleh seorang
teknisi pe-meliharaan dalam memeriksa perangkat keras TDC 3000, apabila
perangkat “TDC 3000 self diagnostic” kurang cukup mampu memberikan
diagnosa tentang adanya suatu kerusakan pada sistem. 3. Perekayasaan
(Engineering) Perangkat lunak ini berisi fungsi-fungsi yang diperlukan
untuk menyusun konfigurasi sistem, basis data proses, dan lain-lain.
Perangkat lunak ini dibaca dan dimasukkan ke dalam pengingat (memory)
Stasiun Universal dari Modul Sejarah, atau langsung dari disk drive.
Masing-masing perangkat lunak dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
dioperasikan lewat layar monitor melalui fasilitas layar sentuh (touch
screen). Pemakaian TDC 3000 LCN System di PT Petrokimia Gresik (Persero)
Sistem ini hanya dipakai pada pabrik Amoniak dan Urea di PT Petrokimia
Gresik. Konfigurasi perangkat kerasnya dibagi menjadi 3 panel,
masing-masing untuk pabrik Amoniak, Urea dan Unit Pelayanan (Service
Unit) yang dipasang pada satu Jaringan Kendali Lokal yang sama, serta
dibedakan dalam 3 (tiga) Jalur Data (Nugroho, 1996). Perangkat keras
pada jaringan Kendali Lokal untuk pabrik Amoniak dan Urea antara lain
unit: Modul Aplikasi, Modul Sejarah, Gerbang Komputer, masing-masing
sebuah. Gerbang Jalur dan Stasiun Universal juga terpasang pada jaringan
tersebut dengan jumlah 3 (tiga) buah, masing-masing untuk Amoniak, Urea
dan Unit Pelayanan (lihat Gambar 6). Masing-masing Stasiun Universal
terdiri dari: 4 (empat) buah monitor 19 inci dilengkapi dengan fasilitas
layar sentuh, 5 (lima) buah papan ketik terdiri 4 (empat) buah papan
ketik operator dan sebuah papan ketik perekayasaan, sebuah unit printer,
sebuah unit Penyalin Gambar (Video Copier), sebuah disk drive, sebuah
panel annunciator dan sebuah panel push button. Pada Jalur Data untuk
pabrik Amoniak terpasang 10 (sepuluh) buah Pengendali Multifungsi
Tingkat Lanjut (PMTL) dan sebuah Antarmuka Proses Tingkat Rendah (APTR).
Sementara untuk pabrik Urea terpasang 5 (lima) buah PMTL dan sebuah
APTR, sedangkan untuk Unit Pelayanan hanya terpasang 3 (tiga) buah PMTL
tanpa APTR (Nugroho, 1996). Stasiun Universal (SU) merupakan antarmuka
antara pengguna dengan peranti-peranti di dalam sistem secara
keseluruhan, baik yang ada di lapangan (field) maupun yang ada di ruang
kendali. Peranti ini dirancang sedemikian rupa sehingga mudah
dioperasikan serta mampu memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap fungsinya yang berupa jaminan keamanan operasional sistem
secara keseluruhan. Dalam pemakaiannya, Stasiun Universal dipilah
menjadi 3 macam pengguna yaitu operator, pengawas dan perekayasa
(engineer). Seorang operator diijinkan melakukan perubahan titik kerja,
tetapi tidak dapat mengubah batas-batas alarm. Seorang pengawas boleh
mengubah titik kerja maupun batas-batas alarm, sedangkan bagi seorang
perekayasa semua bentuk perubahan diijinkan. Modul Sejarah (MS)
berfungsi sebagai media penyimpan semua informasi yang ada pada TDC 3000
LCN System, baik berupa perangkat lunak operasi maupun data-data pada
proses. Semua kejadian, seperti kondisi alarm, perubahan mode
pengendalian, perubahan status sistem, pesan kesalahan dan sebagainya
akan secara otomatis disimpan di dalam Modul Sejarah. Semua informasi
yang disimpan di modul ini dikonfigurasikan oleh perekayasa proses pada
saat mengkonfigurasi sistem, sehingga setiap bagian dapat memperoleh
informasi tertentu yang memang dibutuhkan. Modul Aplikasi (MA) merupakan
suatu pemroses pengawas pengendalian yang me-miliki urutan langkah
pengendalian tertentu. Modul ini dapat menerima masukan dari berbagai
peranti yang terhubung pada jaringan Kendali Lokal. Modul ini juga
menyediakan keluaran pengendalian untuk elemen pengendali atau
modul-modul lain, termasuk dirinya sendiri. Modul ini difungsikan untuk
mengerjakan hal-hal yang tidak dapat di-kerjakan oleh modul lain dalam
sistem TDC 3000 LCN. Gerbang Komputer (GK) merupakan antar-muka yang
menghubungkan antara sistem TDC 3000 LCN dengan komputer-komputer lain
yang terhubung padanya. Hal ini membuat pemakai dari komputer yang
terpasang tersebut dapat mengakses berbagai data yang ada pada sistem.
Gerbang Jalur (GJ) merupakan antar-muka antara Jaringan Kendali Lokal
dengan Jalur Data. Peranti ini melakukan konversi data, penyanggaan
(buffering) dan pengurutan (sequencing) yang diperlukan dalam pertukaran
informasi antara Jaringan Kendali Lokal dan Jalur Data. Pengendali
Multifungsi Tingkat Lanjut (PMTL) merupakan pengembangan dari Pengendali
Multifungsi (MM TDC 3000 Basic) dengan peningkatan pada sistem
cadangannya dari empat banding satu menjadi satu banding satu. Peranti
ini mampu mengendalikan proses batch maupun kontinyu. Unit Antarmuka
Proses Tingkat Rendah (APTR) merupakan suatu perangkat keras yang khusus
digunakan untuk memantau besaran-besaran proses yang ditransmisikan
dalam bentuk sinyal berorde rendah seperti dari termokopel, termometer
tahanan dan lain-lain. SUMBER :
http://57-corner.blogspot.com/2013/01/penerapan-teknologi-pengendali-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar